Nuansa Eksotis Wisata Alam Indonesia : Gunung Papandayan

Keindahan alam yang tersebar luas di seluruh penjuru Indonesia sudah banyak diketahui oleh para wisatawan, baik wisatawan domestik ataupun wisatawan mancanegara. Satu dari sekian banyak wisata alam indonesia adalah Gunung Papandayan. Gunung Papandayan adalah gunung yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2622 meter di atas permukaan. Gunung ini menawarkan nuansa keindahan yang menakjubkan bagi para wisatawan seperti kawah, padang rumput, kebun teh, hutan mati, serta hamparan edelweis di puncaknya. Nuansa yang tersaji oleh gunung ini selalu menarik minat para wisatawan untuk mengunjunginya.

Papandayan sudah menjadi tujuan para wisatawan sejak dulu. Tahun 1800-an, Papandayan sudah didaki oleh orang Belanda. Gunung ini semakin terkenal sejak didatangi Junghuhn (alpinis sekaligus ilmuwan terkenal Hindia Belanda) sekitar Juli 1837.

 

 

Pesona Papandayan semakin menakjubkan setelah terjadi letusan tahun 2002. Akibat letusan itu lahirlah beberapa kawah baru seperti runtuhnya dinding kawah nangklak hingga terlihat dindingnya yang kuning keemasan merupakan fenomena alam yang kini dapat disaksikan oleh para pengunjung papandayan. Kawah emas itulah nama yang disebutkan orang setelah melihat kawah ini, kawah yang dapat dilihat dari dekat dan dapat dicapai dalam waktu singkat . Paduan antara kepulan asap  kawahnya, dan gugusan gunung – gunung yang mengelili kawah emas dapat disaksikan di Lawang angin.

 

Nuansa yang disajikan tidak selesai sampai kawah emas saja, papandayan juga menawarkan keindahan padang rumput yang terhampar sepanjang perjalanan pendakian. Selanjutnya setelah melalui  hamparan padang rumput hutan mati merupakan sajian nuansa eksotis dari papandayan. Jajaran pohon-pohon kering yang hancur akibat letusan papandayan 2002 lalu, melahirkan nuansa indah yang tak terduga, tanah yang kita pijakpun terasa gembur seperti batu belerang.

 

Setelah terpukau dengan pemandangan hutan mati, tawaran nuansa selanjutnya dari papandayan yaitu hamparan bunga edelweis di kawasan pucak (Tegal alun). Bunga edelweis yang merupakan bunga abadi dan bunga kebanggaan para pendaki dunung terhampar luas di tegal alun ini. Hamparan edeleis ini memberikan nafas segar kepada para pengunjung yang sudah mampu mendaki sampai tegal alun-alun.

Ada 2 jalur umum yang bisa dilalui untuk mendaki Gunung Papandayan, yaitu: Cisurupan Garut, dan Cileuleuyi-pengalengan, Bandung.

Paduan berbagai latar pemandangan yang berbeda disepanjang perjalanan pendakian memberikan sensasi yang berbeda dengan sajian dari gunung-gunung lain. Paduan kawah emas, hutan mati lalu hamparan edelweis menciptakan nuansa eksotis gunung papandayan.

Betapa Indahnya Negeri ini, tidak pungkir lagi kalo Indonesia itu negara Indah.

Sebuah perjuangan menuju Goa Walet

Tubuh dengan berat badan 57kg menahan beban yang cukup berat di punggungnya , sebuah carrier dengan tinggi hampir ¾ dari tinggi badannya. Cuaca dingin menambah sensasi rasa yang dirasakan olehnya kala itu. Bermodal kan energen hangat dia kembali memimpin rombongannya yang notabene dengan kondisi tubuh yang hampir sama, lelah letih dingin tetapi mental yang kuat untuk menyusul empat orang Punggawa yang dikirim duluan kepuncak demi menyiapkan segala hal untuk tim kami.
Langkah kaki mulai menapak bebatuan, kaki yang tadinya dingin mulai menemui suhu panas dari dalam tubuh . Tubuh mulai hangat, naas ngos-ngosan , pandangan mata mulai memudar , tangan mulai sulit untuk menggenggam kondisi fisik yang wajar dirasakan oleh pendaki sebenarnya. Tapi kenapa pendaki tetap bias sampai puncak? Karena Semangat pendaki mengalahkan keluhan fisik itu semua.  Begitu juga dengan tim kita, kita menapaki bebatuan terjal yang tidak tahu ujungnya dimana , yang kita tahu Cuma GOA WALLET nama tujuan itu. Harapan untuk segera sampai selalu melintas dipikirannya . Langkah yang sudah tidak terkoordinasi membuat dia menghentikan langkah dan istirhat.
Niat istirahat sebenarnya sanagat baik untuk mengisi kembali semangat serta tenaga, tetapi istirahat tanpa mengonsumsi apapun itu dalam kondisi cuaca dibawah 10 derajat C , sungguh tidak direkomendasikan :).  Hypotermia!kenal anda dengannya? hypotermia akan siap menghampiri anda jika anda melakukan hal sepele diatas, begitulah yang terjadi pada dirinya. Dia merasakan dingin yang membuat sistem dalam tubuhnya bekerja lebih lambat dan cenderung semakin melemah , SANGAT BAHAYA! Beruntung masih sadarkan diri dan melanjutkan perjalanan ( sambil jalan otomatis suhu tubuh meningkat lagi, sebelum hypotermianya memuncak) . Jalan tanpa terkoordinasi lagi, kulit memerah, gatal-gatal , kepala pusing , tapi satu lagi Semangat dan kekuatan Bissmillah mampu membawa dia sampai dan mengistirahtkan tubuhnya di Goa Wallet .
——————————————————————————————————————————————————–

Tanjakan Maut menuju goa Wallet

Jalur menuju Goa wallet , dilihat dari atas

Goa Wallet

nb:

Goa Wallet merupakan pos pendakian terakhir sebelum puncak Gn. Ciremai 3018 mdpl ( pendakian lewat Palutungan) Jawa Barat